background-image: url(http://i50.tinypic.com/15zfj3a.jpg);

Thursday 1 November 2012

Tadarus Pagi: As-Sajdah ayat 5 "Urusan dan Waktu"

Pagi ini mencoba merutinkan lagi membaca Al-Qur'an. Malu rasanya pada Allah, aku telah diberi begitu banyak kenikmatan dan kebaikan yang tak terhitung dan merasa diri telah berusaha selalu berbuat baik dan bersyukur ternyata masih kurang sekali (astaghfirullah..) Contohnya? Hal sederhana seperti mensyukuri keberadaan al-Qur'an di kamarku dengan membacanya setiap hari alih-alih dengan congaknya aku mengacuhkan keberadaannya di atas rak bukuku. Syukur berarti memanfaatkan segala sesuatu yang diberikan Pencipta kita dengan sebaik-baiknya. garis bawahi kata sebaik-baiknya, better than best..best-est from best
Sudahkah aku membaca Qur'an setiap hari? Belum.. maka aku sungguh adanya belum benar-benar bersyukur.
Tapi aku masih berusaha dan tidak akan berhenti. Saat aku lupa dan teringat aku kembali. Alhamdulillah..Ya Ghaniyyun Halim, hingga detik ini aku bernafas masih selalu Engkau ingatkan diri untuk meluruskan  fikiran dan niat di saat hati mulai melayang tak tentu arah terbawa arus berbagai masalah. :')

Kembali pada topik tadarus yang aku baca pagi ini secara acak, Q.S. As-Sajdah terpilih untuk terbuka lembarannya oleh sapuan tanganku, dimulai dari ayat 1-20. Yang ingin aku cermati disini ayat ke-5 yang berbunyi:

"Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu."

Aku garis bawahi dan cetak tebal kata-kata yang paling menarik rasa ingin tahuku dalam ayat ini. Kali ini, aku mencoba melihat dari struktur tata bahasanya berdasarkan susunan kalimatnya. Yang berfungsi menjadi objek dari ayat ini adalah urusan atau 'amr. Karena urusan menjadi objek maka dia pasif dan harus ada subjek yang menjadi agen pelaku tindakan terhadap objek tersebut, dalam ayat ini dengan jelas Allah (Dia) adalah agen pelaku. Jadi menurut aku, secara logika dapat dikatakan bahwa urusan itu dibawa naik kepada Allah. Menariknya, saat aku kembali melihat kosa kata asli bahasa Arab yang tertera dalam ayat ini adalah يَعْرُجُ, suatu bentuk kata kerja aktif atau dalam tata bahasa Indonesia kata kerja berimbuhan me-, me-kan, me-i, atau bila dalam bahasa Inggris merupakan bentuk present tense verb. Dan memang saat membaca terjemahannya berbunyi urusan itu naik bukan dibawa naik. Ini sedikit kontradiktif menurutku karena dengan penggunaan kata kerja ini, urusan berubah fungsi menjadi subjek. Seriously, Ini menggugah rasa penasaran dan membuat aku bertanya: 
Urusan seperti apakah yang memiliki kadar seribu tahun dalam perhitungan akal logika manusia yang mana urusan tersebut merupakan suatu urusan yang aktif, dan sepertinya hidup dan dapat bertindak sendiri?

Menilik lebih jauh pada lanjutan ayatnya: 1 hari yang kadarnya 1000 tahun dalam hitungan manusia. Dalam Al-Qur'an ada beberapa ayat lain yang menyinggung soal relativitas waktu disisi Tuhan diperbandingkan dengan kadar relativitas waktu dalam kemampuan perhitungan akal manusia. Contohnya, 
a. QS Al Ma’arif (70: 4)
 "Naiknya malaikat dan ruh kepadaNya dalam waktu sehari yang kadarnya 50.000 tahun."
b.  QS Al Hajj (22: 47) 
"Sesungguhnya sehari di sisi Rabb-mu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu."

Dari 3 ayat diatas dapat dilihat keterkaitan hubungannya dengan waktu dan yang bisa kuinterpretasikan:
  • Akan ada masa suatu hari bagi manusia dimana 1 hari =1000 tahun
  • Urusan membutuhkan/bergerak melewati relativitas waktu 1 hari=1000 tahun untuk naik pada Rabb nya.
  • Malaikat dan Ruh membutuhkan/bergerak melewati waktu 1 hari=50000 tahun untuk naik di sisi Rabb nya.

Kembali menyorot pada ayat 5 surat As-sajdah, jika diketahui bahwa ruh dan malaikat telah difirmankan Allah membutuhkan waktu 50000 tahun dalam hitungan manusia, aku menyimpulkan bahwa urusan yang disebut dalam ayat ini bukan jiwa makhluk hidup yang telah mati, karena manusia atau makhluk hidup yang meninggal ruh nya lah yang bergerak naik dan Allah menegaskannya dalam Al-Hajj ayat 4 tsb. *ehm, bentar.. kalau binatang atau tanaman itu punya ruh juga ga ya? O.o heheu jadi curious juga takut salah persepsi*
Apakah mungkin urusan tersebut hal lain yang bersifat aktif selain makhluk hidup yang manusia ketahui memiliki nyawa dan aktif, atau apa?
Terlebih, urusan tersebut bergerak antara langit dan bumi dan dia berawal dari langit menuju bumi...
Hal lain ini bisa apa saja, sesuatu yang mungkin diluar nalar manusia tetapi bisa jadi masih dapat diterima nalar manusia.

Jadi, apakah sebenarnya Urusan itu?
Wallahua'lam... ^_^

No comments:

Post a Comment

high dry acceptable